Negeri Utopia
Di negeri utopia, kekayaan diukur dari kejujuran dan kebaikan hati, bukan dari banyaknya harta.
Di negeri utopia, seorang pemimpin akan melayani rakyatnya, bukan dilayani.
Di negeri utopia, kebenaranlah yang diungkapkan, bukan pembenaran yang dicari.
Di negeri utopia, “topeng kehidupan” tidak perlu digunakan karena tidak ada gunanya.
Di negeri utopia, tidak ada untung atau rugi, yang terjadi adalah saling berbagi.
Di negeri utopia, manusia menghargai alam dan bersinergi dengannya.
Di negeri utopia, strata sosial itu tidaklah penting, karena kesejahteraan adalah hak setiap individunya.
“Perhaps the greatest utopia would be if we could all realize that no utopia is possible; no place to run, no place to hide, just take care of business here and now.” ~ Jack Carrol
Ketika “Social Media” Mengubah Kebiasaan Kita
- Tahun 1990-an: Saya mengucapkan dengan mengirimkan kartu natal.
- Tahun 2000-an awal: Saya mengucapkan melalui SMS.
- Tahun 2004-2007: Saya mengucapkan melalui Friendster.
- Tahun 2008-sekarang: Saya mengucapkan melalui Facebook dan Twitter.
Mengapa ini terjadi? Karena Social Media telah memungkinkan kita untuk bertukar informasi secara cepat, real time, murah, interaktif, dan relatif mampu menjangkau banyak orang sekaligus. Selain dalam kehidupan sehari-hari tentu saja banyak aspek lain, seperti politik, jurnalisme, pendidikan, dan dunia bisnis yang juga telah dipengaruhi dengan perkembangan pesat dari teknologi informasi ini.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan yang cukup menarik: “Apakah pemikirian manusia mempengaruhi munculnya teknologi atau justru sebaliknya?”
Kaskus Generation
Percakapan sehari-hari yang terjadi di sebuah kantor, cekidot gan.
A: “Gan, report untuk minggu ini udah available belum ya?”
B: “Udah ane upload ke tempat biasa, silakan dicek gan”
A: “Segera menuju tkp. Cendol ijo meluncur, gan!”
B: “Mangstap, masbro”
That’s why we’re called Kaskus Generation :p
Peran IT pada Industri Migas
Mungkin ada yang bertanya-tanya, sebenarnya bagaimana IT dapat mendukung bisnis oil & gas di era teknologi saat ini? Jawabannya cukup sederhana, yaitu IT dianggap sebagai enabler yang dapat mendukung core business dalam industri ini, seperti drilling, operation, exploration, atau production.
Secara umum, beberapa IT function yang ada di perusahaan oil & gas adalah sebagai berikut:
- Infrastructure: semua hal yang berhubungan dengan networking, server, storage management.
- Application: termasuk di dalamnya adalah in-house application, information system, intranet, third party software, dan web development.
- Data: function yang me-manage semua data yang berhubungan dengan GGRE (Geology, Geophysics, and Reservoir Engineering) maupun data operasional lainnya.
- SAP: hampir semua module SAP bisa di-implement di sini (FI/CO, MM, HR, PM), termasuk ABAP dan Business Object untuk reporting.
- Client Support: berperan sebagai customer service yang akan me-manage hal yang berhubungan dengan PC deployment, instalasi program, dan troubleshooting lainnya.
- Business Analyst: peran yang menurut saya sangat challenging karena harus menjadi penghubung antara internal IT dengan user. Biasanya dapat berperan juga sebagai project manager.
- Policy & Compliance: IT audit, records management, information protection, dan security termasuk di sini.
Berdasarkan function-function tersebut, saya menganggap bahwa suatu divisi IT di perusahaaan oil & gas bisa dianggap mendekati atau setara dengan software company skala menengah, baik dari sisi budgeting, service, maupun resource. Dan selain IT technical skills, hal penting lainnya yang dibutuhkan untuk terjun ke sini adalah communication skills dan juga kemampuan problem solving yang baik.
Tertarik untuk mencoba? 😉
*Disclaimer: Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak mewakili perusahaan oil & gas manapun.
Apa itu Minimalism?
Kurang lebih sekitar 1 tahun yang lalu, saya mulai berkenalan dengan yang namanya Minimalism dan sejak saat itu pula saya menjadi sangat tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai hal ini dan terus mencoba untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara sederhana, Minimalism adalah suatu metode atau pola pikir untuk mengurangi atau membatasi hal-hal yang tidak perlu dan hanya fokus pada hal-hal yang penting saja sehingga kita dapat menjalani hidup kita secara penuh pada “saat ini”, bukan “kemarin” atau “besok”. Intinya di sini adalah FOKUS sehingga kita tidak akan terganggu oleh hal-hal tidak penting yang seringkali membuat hidup kita menjadi tidak nyaman.
Lalu apa saja yang dilakukan seorang Minimalist? Nih contoh ekstrem-nya, seorang yang hanya memiliki 51 items dalam hidupnya. Tunggu dulu, jangan langsung mengambil kesimpulan bahwa seorang Minimalist itu haruslah hidup seperti itu, hidup Minimalist juga bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana, contohnya:
- Fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu. No texting while driving! No twitter while eating!
- Mendonasikan atau membuang barang yang sudah tidak dibutuhkan, bisa berupa pakaian, buku, mainan, dll.
- Menulis email kurang dari 5 kalimat tanpa mengurangi esensinya.
- Membatasi jumlah kata dalam setiap posting di blog menjadi kurang dari 250 kata saja.
- Membatasi jumlah yang di-follow di Twitter supaya tidak memenuhi timeline dengan hal-hal yang tidak penting
Masih banyak hal-hal menarik lainnya yang bisa di-share mengenai Minimalism, next time saya akan menulis lagi mengenai hal ini dan jika tertarik untuk tahu lebih banyak bisa baca-baca di sini atau sini.
Do More with Less!
Consulting vs Real Industry
Which one do you work for? The consulting or real industry?
There are pros & cons for both. Some people believe that to start career we have to work for consulting company, such as Accenture for IT services or PWC for audit. Yet, on the other side, people want to jump in to the industry for getting the more real situation on the industry itself. The real situation here refers to the market, competitors, stakeholders, etc.
Some advantages working for consulting companies:
- Learn more technical skills, even becoming expert in the certain area (ex: SAP, accounting)
- Manage the client independently, deal with time constraint (catch up the deadline)
Some disadvantages working for consulting companies:
- 24/7 workforce must be ready (overtime is very common here :p)
- Compensation based on allowance (travel cost) and we can’t choose the client (even sometimes we need to deal with “jerk”)
Some advantages working for real industry:
- Ability to manage the contract & resources, including coordination with third-party or outsourcing
- Work-life balance (relatively), if compared to consulting companies
Some disadvantages working for real industry:
- Learn few applicable technical skills since we deal more with strategic planning
- The scope of work can be very modular so sometimes it’s difficult to get the whole picture
Notes: Here I’m not talking about entrepreneur, although it can be viewed as the real industry itself. This article is written based on my experience working in IT consulting company for one year and currently I jump in to the real industry.
Image taken here: http://www.flickr.com/photos/iwouldstay/84832859/
Toilet Management
What is the relationship between toilet and management?
Have you ever been in the mall with the clean & fragrant toilet? Meanwhile at the other place, you got the dirty and disgusting toilet?
Based on my experience, the good office, mall, or building management can be reflected by its toilet. Believe me, if you are in the building, the first thing that you could know about how well the management could handle the problems is based on sanitation of its toilet. I think those who can manage the little thing, also can be reliable to manage the bigger stuffs with great responsibility. So, check the toilet first if you come to any office or mall :p
Image taken here: http://www.flickr.com/photos/iguanajo/35872670/
Tipe Blogger
Berikut ini adalah beberapa tipe blogger berdasarkan observasi dan analisis gw selama berkecimpung di dunia per-blog-an ini:
1. Blogger Latah
Blogger yang mempunyai blog karena ikut-ikutan temannya, biasanya tipe blogger ini hanya mempunyai beberapa posting dan tidak pernah di-update lagi, bahkan ada juga yang sampai lupa password karena jarang sekali membuka blog-nya 😛
2. Blogger Plagiat
Blogger yang kebanyakan tulisan pada blog-nya adalah hasil Ctrl+c, Ctrl+v [baca: copy paste] dari berbagai sumber lain.
3. Blogger Puitis
Blogger yang mengisi blog-nya dengan puisi mengenai romantika kehidupan, cinta, dan tragedi.
4. Blogg[Read]er
Blogger yang lebih suka membaca blog orang lain daripada melakukan posting untuk blog-nya sendiri.
5. Blogger Addict
Blogger yang setiap hari melakukan posting untuk mengisi blog-nya, bahkan tidak jarang tipe blogger seperti ini mempunyai banyak sekali account blog di internet [wordpress, blogspot, blogsome, multiply, friendster, dan blog hosting lainnya].
6. Blogger Niaga
Blogger yang menggunakan blog-nya untuk mempromosikan barang-barang dagangannya dengan cara memasang gambar dan price list komoditas dagangannya.
7. Blogger File-Sharing
Blogger yang menyediakan layanan download mp3, movie, ebook, dan software pada blog-nya. Blogger seperti ini akan sangat ahli dalam mencari website untuk menyimpan file-file hasil upload-nya.
8. Blogger Techies
Blogger yang tulisannya fokus pada bahasan seputar perkembangan teknologi, termasuk juga dunia komputer.
9. Pro Blogger
Blogger yang menjadikan kegiatan blogging sebagai mata pencahariannya. Blogger profesional akan dibayar atau diberikan royalti berdasarkan hasil tulisannya. Contohnya adalah Budi Putra. (I wish I could get there too one day :d)
Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di blog gw sebelumnya dan ditampilkan kembali di blog ini dengan beberapa revisi di dalamnya.
Start Again!
Wew, it’s been quite a long time not to write in this blog. Since one of my resolutions for next year is ‘writing’ so I’ll try to update this blog again regularly. So many things had happened since I wrote the last post, but I assure that I’ll try to add the missing pieces from those time. Just wait and read it aloud, guys.
Fasten your seatbelt & please enjoy the show!
*Image taken from: toothpastefordinner.comTips & Trick Tugas Akhir
Berdasarkan pengalaman gw sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan Tugas Akhir (panjang banget ya), berikut ini beberapa saran yang dapat diperhatikan dalam mengerjakan Tugas Akhir aka skripsi:
- Carilah dosen pembimbing yang tingkat availability-nya tinggi, artinya dosen itu sering berada di kampus.
- Jangan terlalu idealis dalam memilih topik, pilihlah topik dengan cerdik dan cermat.
- Berkonsultasilah dengan angkatan atas dalam mengerjakan Tugas Akhir.
- Jangan menunda-nunda apa yang bisa dikerjakan, walaupun sedikit pastikan agar setiap minggu sebaiknya ada progress (ini kondisi idealnya :P).
- Jaga kesehatan supaya tidak sakit di saat akan menghadapi presentasi proposal, seminar, atau sidang.
- Refreshing sangat diperlukan dalam mengerjakan Tugas Akhir, contohnya dengan bermain game, jalan-jalan, atau menonton film.
Demikian sedikit tips & trick dari gw, silakan jika ada pertanyaan atau tanggapan.